 
        Kabar mengejutkan datang dari ranah hukum paten di industri game. Upaya paten Nintendo Palworld baru-baru ini mengalami penolakan dari Japan Patent Office (JPO). Penolakan ini menjadi sorotan karena secara spesifik menyinggung dua game lain, yaitu Kantai Collection dan Monster Hunter 4, sebagai bukti ‘Prior Art’ atau seni sebelumnya yang relevan.
Gugatan Nintendo terhadap game Palworld buatan developer Pocketpair telah menjadi perbincangan hangat di komunitas gamer sepanjang tahun terakhir. Untuk informasi lebih lanjut, detail penolakan ini dapat ditemukan pada sumber berita asli GamesFray.
Kasus hukum antara dua raksasa game ini belum menemukan titik terang, mendorong Nintendo untuk gencar membuat paten baru demi melindungi waralaba game mereka. Namun, pengajuan paten Nintendo Palworld yang diajukan ke JPO justru mendapatkan penolakan, dengan alasan yang melibatkan contoh game dari pihak ketiga.

Kronologi Penolakan Paten Nintendo Palworld oleh JPO
Semua bermula dari upaya serius Nintendo dan The Pokemon Company dalam menanggapi game Palworld. Mereka mengajukan gugatan terhadap developer Pocketpair karena diduga telah melanggar sejumlah paten yang berkaitan dengan mekanik permainan yang sangat mirip dengan Pokemon.

Seperti apa kronologinya, ya?
Fokus utama dari pengajuan paten ini adalah pada sistem Monster Capture, yaitu sebuah mekanisme permainan yang memungkinkan pemain untuk menangkap berbagai monster. Setelah ditangkap, monster-monster ini dapat digunakan secara aktif dalam permainan. Sistem seperti ini sangat identik dengan mekanisme inti yang ditemukan dalam waralaba game Pokemon milik Nintendo, yang telah menjadi ciri khas mereka selama bertahun-tahun.
Pada tanggal 29 Oktober, pihak JPO secara resmi menolak salah satu pengajuan paten dari Nintendo. Penolakan ini berada dalam tahap aplikasi “non-final rejection”. Alasan utama dari keputusan ini adalah karena paten yang diajukan dianggap “kurang memiliki langkah inventif” dan terdapat bukti kuat bahwa mekanik yang diklaim sudah ada sebelumnya. Istilah yang digunakan oleh JPO untuk merujuk bukti ini adalah ‘Prior Art’.
Dalam dokumen resmi penolakan gugatan tersebut, JPO menjelaskan bahwa keputusan mereka untuk menolak pengajuan paten didasarkan pada keberadaan “Prior Art” yang diajukan oleh pihak ketiga. ‘Prior Art’ ini menunjukkan bahwa ada berbagai game yang sudah menerapkan mekanik serupa jauh sebelum paten Nintendo diajukan. Game–game yang disebutkan sebagai ‘Prior Art’ mencakup ARK, Craftopia, Pokemon GO, Kantai Collection, dan juga Monster Hunter 4.
Kantai Collection dan Monster Hunter 4 sebagai Prior Art
Mungkin muncul pertanyaan mengenai mengapa game Kantai Collection (Kancolle) dan Monster Hunter 4 (MonHun 4) disinggung oleh pihak JPO dalam konteks penolakan nintendo paten ditolak JPO ini. Secara garis besar, Nintendo berusaha untuk membuat paten terhadap sistem mendapatkan atau menangkap entitas/makhluk/karakter yang nantinya dapat digunakan sebagai bagian penting dari gameplay.
Dalam konteks Kancolle, game ini memiliki fitur unik di mana pemain bisa mengumpulkan karakter gadis kapal atau yang dikenal sebagai ‘kanmusu’. Karakter-karakter ini kemudian digunakan dalam pertempuran strategis untuk menghadapi musuh. Meskipun cara mendapatkan karakternya tidak melibatkan penangkapan dengan bola seperti di Pokemon, keberadaan sistem pengumpulan dan penggunaan karakter dalam gameplay ini menjadi salah satu alasan kuat mengapa paten Nintendo Palworld ditolak oleh JPO.
Kancolle
Fitur serupa yang diajukan Nintendo dianggap sudah pernah ada dan dibuat sebelumnya dalam berbagai bentuk di industri game.
Sementara itu, untuk Monster Hunter 4 (MonHun 4), relevansinya kemungkinan besar berkaitan dengan sistem Insect Glaive. Dalam sistem ini, pemain dapat mengendalikan makhluk serangga kecil untuk digunakan dalam pertempuran. Serangga tersebut berfungsi untuk memberikan efek Buff atau peningkatan kemampuan pada karakter pemain.

MonHun 4
Dengan demikian, disinggungnya MonHun 4 oleh JPO sangat berhubungan dengan upaya Nintendo untuk mematenkan sistem yang melibatkan mekanik tangkap monster atau makhluk yang kemudian bisa dimanfaatkan dalam alur gameplay.
Implikasi Penolakan Non-Final pada Paten Nintendo
Penting untuk diketahui bahwa penolakan paten Nintendo Palworld oleh JPO yang terjadi pada tanggal 30 Oktober, seperti yang disebutkan dalam artikel ini, bersifat sementara atau dikenal dengan istilah “Non-final Rejection”. Ini bukan keputusan akhir yang mengunci semua pintu bagi Nintendo.
Status “Non-final Rejection” memberikan kesempatan bagi pihak Nintendo untuk menanggapi penolakan tersebut. Mereka masih memiliki peluang untuk menambah argumen hukum yang lebih kuat atau merevisi klaim paten mereka. Revisi ini harus dilakukan secara lebih spesifik dan mendetail agar dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh JPO.
Apabila Nintendo mampu meyakinkan JPO dengan berhasil merevisi klaim paten mereka, dan memastikan bahwa klaim tersebut tidak lagi berbenturan dengan ‘Prior Art’ dari Kancolle, MonHun 4, serta game lainnya yang telah disebutkan sebelumnya, maka proses paten mereka bisa saja dilanjutkan kembali oleh JPO. Ini menunjukkan bahwa pertarungan hukum terkait nintendo paten ditolak JPO masih jauh dari kata selesai.
Demikian informasi terkini mengenai alasan di balik penolakan paten Nintendo, yang melibatkan Kancolle dan MonHun 4, dalam kasus terkait game Palworld.

 
         
         
         
        