Setelah episode perdana yang cenderung fokus pada eksposisi, One Punch Man Season 3 Episode 2, yang bertajuk “Monster Traits,” akhirnya mulai menyajikan perpaduan humor dan aksi yang sangat dinantikan oleh para penggemar. Episode ini sukses membangun fondasi yang kuat, menggali lebih dalam alur cerita serta interaksi karakter penting. Untuk detail lebih lanjut, Anda dapat membaca review One Punch Man Season 3 Episode 2 ini secara menyeluruh.
Awal yang Lebih Menarik di One Punch Man Season 3 Episode 2
Episode pembuka One Punch Man Season 3 pekan lalu lebih banyak menampilkan eksposisi dari para pahlawan dan penjahat di dalam ruangan. Hal ini dinilai masih jauh dari kembalinya perpaduan humor dan aksi yang menarik, yang selama ini menjadi ciri khas serial tersebut. Namun, dengan segala persiapan yang telah dilakukan, One Punch Man Season 3 Episode 2 menghadirkan lebih banyak elemen yang patut disoroti.
Episode kedua ini, “Monster Traits,” menjadi titik balik yang diharapkan. Cerita mulai menggali dinamika kota yang terbagi dan ancaman monster yang kian meluas. Hal ini menjadi inti dari perkembangan plot yang akan disaksikan dalam review One Punch Man Season 3 kali ini.
Konflik Kota dan Kemunculan Sekte Pemuja Monster
Kota kini terpecah belah karena ancaman monster yang semakin besar. Tak semua warga mendukung para pahlawan, bahkan muncul “Monster Worship Party” yang membawa tanda protes di jalanan. Mereka menyerukan “Patuhi para monster” dan “Bekerja samalah dengan para monster.” Solusi yang mereka usulkan untuk masalah monster adalah dengan mempersembahkan tumbal secara berkala kepada monster-monster tersebut untuk menenangkan dan memuaskan mereka, sebuah konsep yang mereka sebut sebagai “kontrol porsi.”
Ancaman monster ini menciptakan ketegangan sosial yang signifikan, menambah lapisan konflik di luar pertarungan fisik semata. Kehadiran sekte pemuja monster menunjukkan betapa gentingnya situasi di kota tersebut, dan bagaimana reaksi masyarakat terhadap krisis dapat bervariasi secara ekstrem.
Garou dan Saitama: Rutinitas Unik Pahlawan dan Anti-Pahlawan
Meskipun dampak serius dari situasi kota sangat terasa, Garou, mirip dengan Kazuma Kiryu dari seri Yakuza, memutuskan untuk melewatkan perkelahian di jalanan demi menikmati makanan. Ia duduk di sebuah restoran untuk menyantap steak yang lezat, lalu memesan steak lagi, salad, dan minuman. Ternyata, berburu pahlawan membangkitkan selera makan yang luar biasa.

Garou menikmati hidangannya.
Di sisi lain, Saitama juga sedang menikmati makanan lezatnya, tetapi ia tampaknya kehilangan dompetnya. Apakah ia meninggalkannya di toko kelontong sebelumnya? Tidak ada petunjuk yang jelas. Ia berpikir untuk menghubungi teman-temannya, namun mereka juga sedang tidak punya uang. Di sinilah kita disajikan komedi situasi One Punch Man yang khas, saat pahlawan kita berjuang mati-matian menghindari tindakan kriminal untuk keluar dari masalahnya.
Ekspresi Saitama dalam episode ini menunjukkan sisi paling konyolnya, dan akhirnya terasa bahwa J.C.Staff telah mengingat daya tarik karakter-karakter di seri ini. Setiap orang sibuk dengan monolog internal, melupakan apa yang seharusnya mereka lakukan, dan berpapasan pada momen yang paling tidak tepat secara individu. Semua ini memberikan hiburan yang luar biasa dan mengembalikan esensi humor dalam serial ini. Interaksi Saitama Garou Episode 2 memang menjadi salah satu daya tarik utama, meski tak langsung berhadapan.
Pertemuan Tak Terduga Saitama dan Garou
Setelah berhasil menghindari pembayaran tagihannya, makanan yang disantap Garou mulai dicerna, dan ia akhirnya mengingat apa yang seharusnya ia lakukan: membawa kembali kepala pahlawan untuk Asosiasi Monster sebagai bukti dirinya sebagai pemimpin baru. Namun, alih-alih membuktikan dirinya sebagai penjahat, ia justru berhasil menjadi pahlawan sehari-hari bagi seorang anak laki-laki yang di-bully, yang pernah berpapasan dengannya sebelumnya. Anda bisa membaca lebih lanjut tentang perjalanan karakternya dalam analisis karakter Garou.
Saitama juga bertekad untuk membuktikan kepahlawanannya. Dalam pertemuan pertama mereka yang ditakdirkan, Saitama tanpa sadar berhadapan dengan Garou karena masalah makan gratis—tanpa menyadari siapa Garou sebenarnya. Dengan cepat ia menjatuhkan Garou dengan gerakan khasnya. Kelakuan konyol ini mengembalikan kita pada hal yang membuat One Punch Man spesial: menerapkan kehadiran pertarungan pahlawan dan organisasi di Jepang sehari-hari, serta melihat bagaimana keduanya berinteraksi dan bentrok.

Saitama melakukan apa yang terbaik dilakukannya.
King the Ripper: Legenda Urban dan Perkembangan Plot
Cukup bermain-main; saatnya meningkatkan taruhan. Episode sebelumnya telah memperkenalkan fondasinya, dan kini King the Ripper muncul—sebuah legenda urban monster yang langsung dikenali oleh teman muda Garou. King the Ripper memiliki kehadiran yang sangat menarik, mengakhiri setiap kalimatnya dengan bisikan permintaan maaf yang hantu (dan tidak tulus).
Anggaran animasi juga mulai terlihat di sini! Tempo produksi ini mulai memiliki efek yang menarik dan lucu setelah dua minggu tayang—seolah mengedipkan mata kepada penonton, mengakui apa yang kita cari dan di mana seharusnya penekanan ditempatkan. Ini adalah meta gag yang mengingatkan pada Aqua Teen Hunger Force dari adult swim, misalnya, dan sangat cocok dengan humor keseluruhan acara ini. Kemunculan King the Ripper sangat krusial dalam Saitama Garou Episode 2, karena memicu serangkaian peristiwa penting.
Filosofi Berbenturan: Pertarungan Sengit Dimulai
Episode ditutup dengan beberapa wahyu, yang diumumkan secara verbal oleh Gyoro-Gyoro dari singgasana empuknya. Seperti Garou, Lord Orochi dulunya adalah manusia, dan ia diciptakan oleh Gyoro-Gyoro. Rencana utama adalah melatih Garou untuk menjadi Orochi kedua. King the Ripper akan menjadi ujian apakah Garou memiliki apa yang diperlukan untuk itu.
Gyoro-Gyoro menugaskan Garou untuk membunuh anak tersebut, dan filosofi pribadi mereka berbenturan. Pertikaian yang terjadi adalah adegan pertarungan proper pertama yang kita saksikan musim ini, dengan fokus pada close-up yang mencolok dan partikel yang mengalir. Pertarungan pun dimulai, diikuti dengan kredit.

Biarkan pertarungan dimulai.
Kesimpulan: One Punch Man Season 3 Mulai Menemukan Iramanya
Setelah awal yang lambat dan sedikit canggung, One Punch Man Season 3 akhirnya mulai menemukan alurnya. Episode kedua ini membuktikan bahwa yang dibutuhkan hanyalah waktu untuk membangun momentum dan menyajikan konten yang lebih padat. Dengan perpaduan antara humor khas, aksi yang dinamis, dan perkembangan karakter yang menarik, episode ini memberikan harapan baru bagi kelanjutan musim ketiga ini.
Secara keseluruhan, One Punch Man Season 3 Episode 2 berhasil memenuhi ekspektasi setelah episode pembuka yang kurang greget. Penggemar dapat menantikan lebih banyak aksi dan pengembangan plot dalam episode-episode mendatang dari season ini.
